Minggu, 08 April 2018

Pualam nirwana




Sosokmu adalah nirwana,  yang merintis turun lalu mengisiku dengan apa* saja yang hamba sahaya ini tidak memiliki,  kemudia terpenuhi lalu melimpah ruah. Seperti ilmu yang dahulu didapat dari pepatah dan petuah.

Kau adalah dahaga yang isi aku dalam satu keutuhan,  satu keseragaman,  di mana didalamnya ada pemujaan dan penghargaan tanpa mengkhianati dia yang kita sebut sebagai pencipta semesta terhadap apa* saja yang orang sebut nikmat duniawi. 
Maka kau nikmat yang isi dahagaku dengan semestamu yang awalnya kukira tidak bisa diraih kau jauh,  tapi tidak juga sebuah kemustahilan kau seolah penghuni taman nirwana,  yang bermaung pada cawan dan peti pada emas dan bertahta nun agung lagi tidak mau turun ke bumi yang tidak mau tersentuh walau barang oleh benderang sebuah nikmatpun.

Tapi tidak dengan pualam kita,  pualam yang ingin membuat turun ke bumi, 
Pualam yang membuat ingin turun,  ingin dapatkan rahmat
Sebab pualam kita adalah secercah bagian nirwana yang turun kebumi lalu berikan nikmat sesaat yang membuat kita terjaga agar tidak segera ke perbatasan bumi dan nirwana yang dongeng sebut alam mimpi
Pualam kita membara seperti secercah api neraka yang turun tetapi bukan sebagai derita

Kau isi aku dengan kekosongan yang bahkan tidak aku ketahui bagiannya
Kau isi sukma ini dari kehampaan yang konon tidak diketahui rupanya

Diatas pualam nirwana melalui perlambangan kata dwi makna
Yang tercukupkan disini
Ada pualam* nirwana yang masih belum bisa kita raih,  lantaran dia masih memijak bumi lagi
enggan untuk meraih
Biarlah pualam* kosong lagi dingin terisi oleh kerinduan dan keheningan
Yang selalu dinanti* waktunya akan suatu kedatangan yang saling mengisi dalam hening malam.


Pamekasan,09 April 2018 // April_dp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar